Showing posts with label Pramuka Harus Tahu. Show all posts
Showing posts with label Pramuka Harus Tahu. Show all posts

KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia

Profile KH. Agus Salim Bapak Pramuka Indonesia - Generasi Pramuka Indonesiatentu tidak lekang oleh sosok Bapak KH. Agus Salim sebagai orang penting di dalam sejarah pramuka. Pada tulisan kali admin Pramuka Indonesia akan mereview sosok dan rekam jejak belia.

Biodata KH Agus Salim
Nama Lengkap : Haji. Agus Salim
Lahir : Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 9 Okt 1884
Wafat : Jakarta, 4 November 1954
Ayah : Angku Sutan Mohammad Salim
Ibu : Siti Zainab
Isteri : Zaenatun Nahar
Anak : Delapan Orang

 
Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (yang bermakna "pembela kebenaran"); Koto Gadang, Bukittinggi, Minangkabau, (8 Oktober 1884–Jakarta, 4 November 1954) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

Beliau menempuh pendidikannya di ELS (Europeese Lagere School) dan HBS di Jakarta. Agus Salim terkenal sebagai orang yang cerdas dan pandai, beliau menguasai sembilan bahasa asing, di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki dan Jepang. Pada waktu muda beliau merantau sampai ke Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan ilmunya. Haji Agus Salim pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.

Tokoh yang terkenal dengan penampilan khasnya memakai kopiah dan berjanggut, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947 - 20 Desember 1949. Pada masa jabatannya beliau mengetuai delegasi Indonesia dalam Inter-Asian Relation Conference di India dan berusaha membuka hubungan diplomatik dengan sejumlah Negara Arab, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Beliau merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan Internasional. Sosoknya telah dikenal di kalangan masyarakat Internasional. Karena keluasan ilmunya, beliau diminta memberikan kuliah agama Islam di Cornell University dan Princenton University, Amerika Serikat.

Latar Belakang
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya. Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. 
Karir Politik
 
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
  • Anggota Volksraad (1921-1924)
  • Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945 
  • Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947 
  • Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947 
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Susunan dan Tata Cara Upacara Api Unggun

ramuka Indonesia -  "Kami Tidak Menyembah Api, Tapi Api adalah Simbol Semangat Kami" kata kata yang tidak asing bagi seorang pramuka dalam Upacara Api Unggun. 

Upacara Api Unggu sendiri hampir selalu dilaksanakan pada perkemahan pramuka, api unggun yang berfungsi sebagai alat penerangan, tempat menghangatkan badan serta menjadi simbol alam agar hewan liar tidak berani mendekat ketika perkemahan diselenggarakan di tengah hutan. Api Unggun juga sebagai salah satu media penyemangat di kegiatan kepramukaan, kerap penampilan seni budaya pramuka juga diselipkan dalam susunan acara api unggun.

Susunan dan Tata Cara Upacara Api Unggun yang hari ini kita share diambil dari situs http://gerakanpramukaambalanleadership.blogspot.co.id, sebagai tambahan referensi yang mungkin akan bermanfaat bagi sahabat tunas kelapa di seluruh penjuru nusantara.


Susunan dan Tata Cara Upacara Api Unggun
  1. pembawa acara pramuka putra & putri " Assalamu alaikum wr.wb, salam sejahtera bagi kita semua dan salam Pramuka"
  2. pembawa acara putra " dimalam yang hening dan sunyi, kita berkumpul membentuk lingkarang'
  3. pembawa acara putri " mempererat rasa persaudaraan, agar rasa kasih sayang yang ada tetap terpatri di hati"
  4. pembawa acara putra " kita sering kehilangan arah, agar kita tak tertusuk panah, maka perlu pemimpin upacara "
  5. pemimpin upacara memasuki arena unggun api.
  6. Pembawa acara putri " kapal sudah terhambat di dermaga makna, lalu kita  lempar sauh agar mudah tuk berlabuh "
  7. pembawa acara putra "kami taakan bisa hidup sendiri, kami bisa berbuat untuk gerakan pramuka , taakan sempurna bila kami tak dibantu oleh kakak pembina "
  8. pembawa acara putri " jemputlah kakak yang telah banyak membantu kita, untuk hadir ditengah - tengah kita, agar kita tenang dalam melakukan kegiatan "
  9. pemimpin upacara " pemimpin upacara memjemput kakak pembina, kakak pembina menempatkan diri di tempat yang telah ditentukan."
  10. pembawa acara putra " malam ini kita berkumpul untuk melaksanakan upacara unggun api."
  11. pembawa acara putri " yang diawali dengan penghormatan kepada kakak pembina selaku sesepuh upacara oleh pemimpin upacara."
  12. pemimpin upacara " memimpin penghormatan kepada sesepuh upacara dan laporan pemimpin upacara."
  13. pembawa acara putra " kita terkadang hanya bisa mengucapkan,namun sering kita tak hayati."
  14. pembawa acara putri"apalagi mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam dasa  darma, cobalah renungkan.
  15. pembawa acara putra"bagaimana bisa kita menjadi panutan, sedangkan kita sendiri tak pernah berbuat."
  16. pembawa acara putri" kita masuk acara pokok unggun api ini, dengan penyalaan obor utama, yang diikuti dengan api-api DASA DARMA.
  17. petugas pembakaran unggun api memasuki arena di tempat yang telah ditentukan.
  18. pembawa acara putra" pembakaran api unggun diawali oleh sesepuh upacara."
  19. pembawa acara putri"dan dilanjutkan dengan pengucapan moto Gerakan Pramuka." 
PROSESI PEMBAKARAN API UNGGUN
  1. pembawa acara putra" api-api Dasa Darma guguhlah hati kami , agar kami dapat menghayati dan mengamalkan nilai luhur Dasa Darma."
  2. pembawa acara putri" berilah kami semangat seperti kobaran Dasa Darma."
  3. pembawa acara putra" api semangat akan membakar, gairah mudamu yang meggebu, tonggak telah terpancang, lanjutkan perjuangan."
  4. pembawa acara putri"tanpa mengenal putus asa, kita akan mengatur langkah, membuka kata tanpa makna, tuk taklukan dunia fana."
  5. pembawa acara putra" kakak jangan tinggalkan kami, karena kami bukan lah apa2, banyak yang harus kami lakukan, tapi tanpa bimbingan mu tak ada yang dapat kami perbuat."
  6. pembawa acara putri"kakak.... kami masih butuh petuahmu yang dapat menggugah kami untuk berbuat, untukitu marilah kita dengarkan amanat sesepuh upacara.
  7. sesepuh upacara : amanat
  8. pembawa acara putra" di kala suka terkadang kami lupa, di kala kami berduka selalu menyebut nama-MU."
  9. pembawa acara putri" Tuhan bimbinglah kami agar tetap dijalanmu, untuk itu marilah kita panjatkan doa."
  10. sesepuh upacara : memimpin pembacaan doa.
  11. pembawa acara putra" ada pertemuan ada perpisahan, ada awal ada akhirnya."
  12. pembawa acara putri"tapi kami ingin akhir dari acara unggun api ini, bukan akhir dari pengabdian kami pada Gerakan Pramuka."
  13. pembawa acara putra"kita telah melaksanakan acara unggun api, dan untuk menandai berakhirnya acara ini, kita dengarkan laporan pemimpin upacara."
  14. pemimpin upacara: memasuki arena upacara, laporan dan penghormatan kepada sesepuh upacara."
  15. pembawa acara putri" kakak sesepuh upacara dapat meninggalkan arena unggun api namun kami masih mengharapkan kehadiran kakak untuk tetap dalam lingkaran persaudaraan, walaupun acara pokok  telah selesai."
  16. pembawa acara putra &putri" acara penyalaan api unggun telah selesai. semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan limpahan taufik dan Hidayah kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin,
  17. wassalamu Alaikum w.b , salam sejahtera bagi kita semua dan salam Pramuka."
  18. pemimpin upacara mengistirahatkan peserta upacara.
  19. acara dilanjutkan dengan pentas seni masing2 umpi. 
Semoga tulisan ini bermanfaat, jangan lupa untuk dibagikan kepada sahabat pramuka lainya.. 
Arti Lambang Pramuka – Lambang pramuka adalah tanda/symbol pengenal organisasi gerakan pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini dibuat oleh seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga merupakan seorang tokoh pramuka yaitu Soenardjo Atmodipurwo.
Lambang ini pertama kalinya digunakan yaitu pada tanggal 14 Agustus 1961, pada saat Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugerahkan panji Gerakan Pendidikan Kepanduan nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramkua lewat keputusan Presiden Republik Indonesia No. 448 tahun 1961.

Bentuk Lambang Pramuka

Lambang Pramuka berbentuk silhouette (bayangan) tunas kelapa. Penjabaran tentang arti lambang pramuka ini ditetapkan dalam keputusan Kwarnas Nomer 06/KN/72 mengenai arti lambang pramuka telah memperoleh hak paten.
Hak paten tersebut berasal dari Dirjen Hukum Perundangan-undangan Departeman Kehakiman, dengan Keputusan Nomor 176634 tanggal 22 Oktober 1983, dan Nomor 178518 tanggal 18 Oktober 1983, mengenai  Hak Paten Gambar TUNAS KELAPA dilingkari PADI dan KAPAS, serta No. 176517 tanggal 22 Oktober 1983 tentang Hak Paten tulisan PRAMUKA.

Penggunaan Lambang Pramuka

Pemakaian lambang pramuka sebagai lencana dan digunakan dalam tanda-tanda, papan nama, bendera alat administrasi gerakan pramuka dan lainya. Diatur dalam petunjuk penggunaanya.
Penggunaan lambang tersebut mempunyai tujuan sebagai alat pendidikan untukmengingatkan dan menanamkan sifat seperti yang termaktub dalam makna lambang tunas kelapa kepada semua anggota gerakan pramuka.
Setiap anggota diharapkan mampu mengamalkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ia miliki kepada masyarakat disekitarnya. Sebab generasi muda yang terkumpul dalam gerakan pramuka diharapkan mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa pancasila di masa yang akan datang.

Arti Lambang Pramuka



Tunas Kelapa Lambang Pramuka

1. Buah kelapa/nyiur dalam keadaan tumbuh mempunyai makna “cikal”.

Makna buah kelapa yang sedang tumbuh secara istilah adalah “cikal bakal” di Indonesia berarti: penduduk asli pertama yang menurunkan generasi baru. Jadi, buah kelapa/nyiur yang tumbuh mempunyai kiasan bahwa setiap pramuka adalah usur utama bagi kelangsungan hidup bangsa Negara Indonesia.

2. Buah Kelapa Mampu Bertahan Lama Dalam Keadaan Seperti Apapun.

Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap pramuka adalah sosok seorang yang rokhaniah dan jasmaniah kuat, sehat, ulet, serta mempunyai tekad yang besar dalam menghadapi setiap rintangan yang menghadang dalam hidup ini dan siap menempuh segala ujian untuk mengabdi demi tanah air dan bangsa Indonesia.

3. Buah Kelapa/Nyiur Bisa Tumbuh Dimana Saja.

hal ini membuktikan bahwa besarnya daya dan upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan disekitarnya. Jadi melambangkan, bahwa setiap pramuka mampu beradaptasi diri dalam masyarakat dimanapun dia berada dan dalam situasi seperti apapun.

4. Buah Kelapa/Nyiur Tumbuh Menjulang Tinggi Lurus Ke Atas

Pohon kelapa merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Hal ini melambangkan, bahwa setiappramuka memiliki cita-cita yang tinggi dan lurus, yaitu mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

5. Akar Kelapa/Nyiur Tumbuh Kuat Ke Dalam Tanah

Jadi lambang ini mempunyai makna, tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada landasan dan dasar-dasar yang baik, bner, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri agar bisa mencapai cita-citanya.

6. Kelapa Atau Nyiur Adalah Jenis Pohon Serbaguna Dari Mulai Ujung Hingga Akarnya.

Jadi lambang itu mempunyai makna bahwa setiap pramuka adalah sosok yang berguna dan membaktikan diri untuk kepentingan agama, tanah air, bangsa, Negara kesatuan republic Indonesia serta kepada seluruh masyarakat.

Pencipta Himne Pramuka Kak H. Mutahar

usein Mutahar atau yang lebih sering dikenal sebagai H. Mutahar atau Hs. Mutahar pastilah sangat dikenal oleh para anggota pramuka. Wajar karena H. Mutahar adalah tokoh pramuka yang pencipta lagu Hymne Pramuka atau lagu Satya Darma Pramukayang tetap dipergunakan oleh Gerakan Pramuka hingga saat ini.

Namun selain sebagai pengarang lagu Himne Pramuka, adakah anggota pramuka yang sudah mengenal Kak Mut (panggilan akrab Kak Husein Mutahar) lebih lanjut?.

Kak H. Mutahar adalah seorang habaib (keturunan langsung Nabi Muhammad), tokoh kepanduan dan kepramukaan, pejuang kemerdekaan, pencipta lagu, penggagas Paskibraka (Pasukan pengibar Bendera Pusaka), wartawan, hingga Duta Besar Indonesia di Vatikan.

H. Mutahar lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Agustus 1916. Meninggal di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2004 dalam usia 87 tahun. Nama lengkapnya adalah Habaib Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Al Muthahar. Namanya kemudian lebih dikenal sebagai Husein Mutahar atau Hs. Mutahar. Di lingkungan Gerakan Pramuka, beliau kerap dipanggil sebagai Kak Mut.

H. Mutahar

Riwayat pendidikannya dimulai dari:

  • ELS (Europese Lagere School; SD 7 Tahun), 
  • MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs; SMP) lulus tahun 1934
  • AMS (Algemeene Middelbare School; SMA) lulus tahun 1938
  • Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (1946-1947, tidak lulus)

H. Mutahar dan Kepramukaan


H. Mutahar atau Husein Mutahar aktif dalam kegiatan kepanduan (sebelum lahirnya Pramuka), saat berdirinya Gerakan Pramuka, maupun setelah kelahiran Pramuka. Beliau telah aktif menjadi anggota kepanduan saat masih bersekolah di MULO dan AMS.

Dalam sejarah kepramukaan di Indonesia, beliau berperan aktif dalam Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia yang kemudian menyelenggarakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia pada tanggal 27 - 29 Desember 1945. Konggres ini sendiri kemudian berhasil membentuk Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan saat itu. Husein Mutahar menjabat sebagai anggota Kwartir Besar Pandu Rakyat Indonesia (1945 - 1961).

H. Mutahar juga berperan aktif dalam usaha pendirian Gerakan Pramuka pada tahun 1961. Bersama tokoh-tokoh kepramukaan lainnya, beliau berjuang keras ketika saat usaha peleburan kepanduan menjadi pramuka berusaha dibelokkan oleh Partai Komunis Indonesia menjadi gerakan Pionir Muda yang berhaluan komunis.

Setelah berdirinya Gerakan Pramuka (14 Agustus 1961), Husein Mutahar menjabat sebagai anggota Kwartir Nasional hingga beberapa kali periode. Menjabat sebagai Sekjen Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka periode 1973 - 1978. Selain itu, beliau juga aktif sebagai pembina pramuka hingga usia tuanya.

Bahkan dua minggu menjelang wafatnya, H. Mutahar meminta difoto dengan mengenakan pakaian pramuka lengkap dengan bintang jasa dan penghargaan yang diterimanya. Foto inilah yang kemudian dicetak dalam ukuran besar dan diletakkan di dekat jenazahnya saat beliau meninggal dunia. Padahal menurutu berbagai pihak, H. Mutahar termasuk tokoh yang kerap menghindar ketika hendak difoto.

H. Mutahar Sang Pencipta Lagu Perjuangan


Bagi anggota pramuka H. Mutahar dikenal sebagai pencipta lagu Himne Pramuka atau Satya Darma Pramuka. Lagu Hymne Pramuka sendiri diciptakan pada tahun 1964. Lagu Satya Darma Pramuka ditetapkan sebagai Himne Pramuka dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 51.

Selain lagu Satya Darma Pramuka, Husein Mutahar juga menciptakan berbagai lagu lainnya, seperti:
  1. Syukur (1945)
  2. Himne Almamater (Himne Universitas Indonesia)
  3. Hari Merdeka (1946)
  4. Dirgahayu Indonesiaku
  5. Gembira
  6. Tepuk Tangan Silang-Silang
  7. Mari Tepuk
  8. Jangan Putus Asa
  9. Saat Berpisah (Tiba Saat Berpisah)
  10. Dwi Warna
  11. Bertemu Lagi (Di Sinilah Di Sini Kita Bertemu Lagi)
Bagi anggota pramuka Satya Darma Pramuka (Himne Pramuka), Syukur, Saat Berpisah, dan Bertemu Lagi (Di Sinilah Di Sini Kita Bertemu Lagi) merupakan lagu-lagu yang cukup dikenal. Meskipun beberapa diantara kita tidak menyadari bahwa lagu-lagu tersebut adalah karya dari Kak Mutahar.

H. Mutahar Pejuang Kemerdekaan dan Penyelamat Bendera Pusaka


Kak Husein Mutahar, selain aktif di kepanduan, juga ikut bergerak aktif dalam perjuangan melawan penjajah. Pada Oktober 1945 terlibat langsung dalam 'Pertempuran Lima Hari' di Semarang. Ketika pemerintahan RI hijrah ke Yogyakarta pada tahun 1946, Mutahar diangkat menjadi Sekretaris Laksamana Muda Mohammad Nazir Isa yang saat itu menjabat sebagai Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia (Kepala Staf TNI Angkatan Laut). Di tahun yang sama, HS. Mutahar kemudian diangkat menjadi Ajudan Presiden RI, Ir. Soekarno.

Husein Mutahar
Menjelang Ir. Soekarno ditangkap Belanda pada saat Agresi Militer II Belanda (19 Desember 1948), H. Mutahar mendapatkan tugas khusus untuk menyelamatkan 'bendera pusaka' (bendera Merah Putih yang dikibarkan pertama kali saat Indonesia merdeka) agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Saat Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan pejabat lainnya ditangkap Belanda, H. Mutahar pun ikut ditangkap, namun dapat melarikan diri sambil menyelamatkan bendera pusaka.

Atas jasa beliau inilah kemudian pemerintah menganugerahkan Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra.

H. Mutahar Bapak Paskibraka


Selain dikenal sebagai tokoh pramuka sekaligus pencipta lagu Hymne Pramuka, Hs. Mutahar pun dikenal sebagai bapak Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Menjelang peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan pertama kali (17 Agustus 1946), Ir. Soekarno berniat melaksanakan peringatan Detik-Detik Kemerdekaan RI di halaman Gedung Agung Yogyakarta. Ir. Soekarno menugasi H. Mutahar untuk mengonsep dan mempersiapkan acara tersebut. Hingga akhirnya beliau menunjuk lima orang pemuda untuk mengibarkan bendera pusaka. Peringatan tersebut kembali dilaksanakan pada tahun 1947 dan 1948.

Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil oleh Presiden Soeharto untuk mengonsepo dan mempersiapkan pengibaran bendera pusaka saat peringatan Hari Kemerdekaan RI. Hasilnya, H. Mutahar membentuk 'Pasukan Pengerek Bendera' yang formasinya terdiri atas tiga kelompok yaitu Kelompok Pengiring (17 orang), kelompok Pembawa (8 orang), dan kelompok Pengawal (45 orang). Nama 'Pasukan Pengerek Bendera' tetap dipergunakan sampai dengan tahun 1972. 

Pada tahun 1973, Drs Idik Sulaeman, Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang saat Pramuka Penegak dibina oleh H. Mutahar mengusulkan mengganti nama dari 'Pasukan Pengerek Bendera' menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Riwayat Jabatan dan Pekerjaan Lainnya

  • Wartawan Surat Kabar Het Noordik, Semarang (1938)
  • Anggota BPRI (Badan Pemberontak Rakyat Indonesia) Jawa Tengah, 1945
  • Sekretaris Panglima Angkatan Laut Republik Indonesia (1945 -1946)
  • Redaksi majalah “Revolusi Pemuda” (1945-1946)
  • Ajudan Presiden Ir. Soekarno (1946 - 1948)
  • Perang Gerilya (1948 - 1949)
  • Direktur Jenderal Urusan Pemuda dan Pramuka (Udaka) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1966 - 1968)
  • Pegawai Departemen Luar Negeri Republik Indonesia (1969)
  • Duta Besar Republik Indonesia di Vatikan (1969 - 1973)
  • Direktur Protokol Departemen Luar Negeri merangkap Protokol Negara (1973-1974)

Kak Husein Mutahar tidak menikah sepanjang hidupnya sehingga tidak memiliki keturunan (anak). Meski demikian beliau mengangkat 8 anak semang (anak angkat).

Kak Hs. Mutahar meninggal di Jakarta pada tanggal 8 Juni 2004 akibat sakit tua yang dideritanya. Sebagai penerima tanda jasa penghargaan Bintang Gerilya dan Bintang Mahaputra, beliau seharusnya berhak dimakamkan di Makam Taman Pahlawan Kalibata. Namun sesuai dengan wasiatnya, beliau memilih dimakamkan di pemakaman umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Tokoh pramuka yang sedari kecil hingga tuanya tetap setia bergelut dengan kepramukaan itu telah tiada. Meninggalkan warisan berharga bagi anggota pramuka se Indonesia. Di samping lagu Satya Darma Pramuka hasil ciptaaannya, semangat, perjuangan, konsistensi, dan kesederhanaan H. Mutahar patut menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Stylo

Superb